Vina adalah seorang gadis remaja yang baru saja naik ke kelas XII. Ia termasuk anak yang pandai di kelasnya. Tak ayal, Ia mendapat ranking 2 berturut-turut di kelas X dan menjadi peringkat 1 di kelas XI semester ganjil. Ia hidup di keluarga yang kaya. Kebutuhannya semua selayaknya hampir terpenuhi. Hanya satu yang Ia belum terima secara sempurna. Ialah kasih sayang dari orang tuanya. Setiap hari Ia hanya berdua dengan seorang pembantu di rumah bak istana. Orangtuanya sering sekali ke luar kota dan meninggalkannya lama sekali karena ke luar negeri. Maka dari itu narkoba dan meminum alkohol sepertinya sudah menjadi rutinitas bagi Vina sekarang. Ia hanya berpikir bagaimana menikmati dunia.
“Vin, sampe kapan kamu mau begini terus. Ingat Vin, ini nggak baik.” Kata Nadia.
“udahlah Nad, asal aku nggak ganggu orang lain it’s not criminal” jawab Vina.
“tolonglah dengerin aku, Aku sahabatmu. Aku sudah mengingatkanmu untuk tidak coba-coba. Sekarang sudah terlanjur, kamu tidak akan bisa keluar dari kecanduan ini!”
“Brraaakk” suara tangan Vina memukul meja.
“Shut up Nad, sudah berapa kali aku bilang ke kamu. Aku nggak mau di ceramahi lagi!” teriak Vina.
Akhirnya Vina keluar kelas dan menabrak Aldo. Setelah bertabarakan dengan Aldo, Vina menghiraukannya dan menghindari Aldo. Lalu Aldo melihat Nadia yang menangis di dalam kelas. Aldo pun menhampiri Nadia. Aldo berusaha untuk menenangkan Nadia . Lalu Aldo mengelus-elus pundak Nadia. Nadia pun berhenti menangis. Mereka bercakap-cakap lama sekali.
Aldo adalah teman baik Nadia. Di samping itu sebenarnya Aldo menyukai Vina, tetapi Vina menganggap Aldo hanya sebatas teman biasa, dan seringkali acuh terhapapnya. Sudah seringkali Aldo memberi perhatian kepada Vina, tetapi respons yang Ia terima sangat kecil. Tetapi Aldo tetap sabar.
Pada siang hari itu, sekolah tampak sepi. Hampir semua murid sudah kembali ke rumah. Tiba –tiba saat melintas di depan kelas Vina, Aldo melihat Vina duduk sendiri di sudut kelas. Wajahnya tampak pucat pasi. Aldo pun menghampiri Vina.
“Vin, kamu baik-baik aja? kenapa kamu nggak pulang?” tanya Aldo.
“Iya baik, aku nggak mau pulang, orang tuaku sedang ada di rumah. It’s just makes me crazy when they at home” jawab Vina sambil menggigil.
“Tapi Vin, mereka pengen liat keadaan kamu, pasti mereka sangat rindu padamu. Ayo aku antar kamu pulang ya.” Ujar Aldo sambil memegang tangan Vina.
“Nggak perlu, lepaskan!” kata Vina seraya ingin melepas tangannya dari Aldo.
Tiba-tiba Vina pingsan. Aldo yang kebingungan langsung membawa Vina ke rumah sakit terdekat. Aldo pun segera mengabari orang tua Vina. Mereka sangat sedih atas kondisi Vina. Mereka menyesal atas perbuatan mereka selama ini. Setelah Vina siuman mereka meminta maaf kepada putri semata wayangnya itu. Mereka berjanji akan memberikan kasih sayang yang sempurna kepada Vina. Vina pun mengucapkan terimakasih kepada Aldo atas pertolongannya.
Tetapi berita pahit mulai datang. Setelah di periksa ulang tentang kondisi kesehatannya, Vina terkena suatu penyakit. Penyakit itu mengenai sistem pernafasaannya. Berita lebih buruknya penyakit ini tidak diketahui obatnya. Ayah Vina mulai mencari-cari pengobatan di luar negeri untuk menyembuhkan anaknya. Tetapi alhasil, Ayah Vina tidak mendapat apa-apa. Penyakit ini sangat langka. Saat mendengar kabar ini, Vina tampak sedih.
Untungnya saat-saat Vina merasa sedih, di situ Aldo selalu ada. Aldo selalu membangun kepercayaan Vina kembali. Aldo selalu menemani Vina. Aldo selalu membuktikan bahwa dirinya dapat menjaga Vina. Hati Vina sudah terbuka. Vina tidak memakai barang haram itu lagi. Dan dimasa sulit-sulit itu hanya Aldo yang setia ada di samping Vina.
“Vin, kamu harus tetap semangat, anggap ini badai yang menyapamu saja. Sebentar lagi dia akan pergi” ujar Aldo.
“Badai ini terlalu kencang, Bagaimana aku dapat bertahan?” jawab Vina
“Vin, Pasrahkan saja ini kepada yang Kuasa. Kekuatan Yang Maha Kuasa lebih besar daripada badai itu.”
Vina hanya menjawab pernyataan Aldo dengan senyuman manisnya. Perasaan Vina sekarang telah berubah terhadap Aldo. Dan Vina sangat me respons dengan baik perlakuan lembut Aldo. Sebenarnya ada satu hal lagi yang Vina belum ketahui, bahwa Vina di vonis umurnya tidak panjang lagi. Meskipun Aldo tidak percaya tetapi Ia berusaha menyenangkan Vina dengan meminta Vina untuk pergi ke mana saja yang Ia mau dan melakukan apa saja yang Ia mau.
Hari demi hari mereka lalui dengan pergi ke tempat yang Vina inginkan. Yaitu pergi ke puncak Bogor, pergi ke dunia hiburan yang menyenangkan. Dan melakukan apapun yang Vina ingin lakukan, seperti melepas ratusan balon ke udara, makan hamburger yang sangat besar dll. Hingga pada suatu hari Vina ingin sekali melihat sunset di kuta Bali. Aldo pun meng iyakan semua yang Vina mau.
Saat senja di Kuta Bali, entah kenapa Vina terlihat sangat cantik sekali. Aldo hanya memandangi Vina hingga tertegun. Sampai-sampai Aldo lupa ingin memberikan sebuah hadiah kepada Vina. Setelah Ia ingat, Ia meninggalkan Vina sesaat untuk mengambil surprisenya.
“Uhuk..uhuk.. Apa ini ? darah?” Vina batuk dan mengeluarkan darah.
Takut Aldo mengetahuinya Ia segera mengelapkan ke bajunya hingga tidak terlihat lagi. Tak lama kemudian Aldo datang dengan tangan di belakang. Lalu Aldo duduk dan berbicara kepada Vina lagi. Vina menyuruh Aldo memberikan hadiahnya itu setelah mereka menikmati sunset di pantai kuta.
Setelah matahari terbenam, saatnya Aldo memberikan hadiah itu.
“Happy Valentine” kata Aldo sambil memberikan hadiahnya.
“makasi ya, boleh aku buka nih”
“Boleh, tuan puteri”
“Wah, Liontin. Aku seneng banget. This the best thing I’ve ever got at Valentine day. Maukah kamu pakaikan ini untukku?”
“Dengan senang hati” jawab Aldo
Setelah memakai liontin itu, tiba-tiba Vina memeluk Aldo.
“Aldo, makasih banyak atas apa yang kamu lakukan untukku. Aku sudah berubah lebih baik atas bantuanmu. Kamu akan selalu di hatiku. Apakah aku juga selalu di hatimu?”tanya Vina
“selalu”
“Terimakasih” jawab Vina
“hmmm Vin, ada satu hal yang aku ingin sampaikan padamu” tandas Aldo lagi.
Tetapi Vina tidak menjawab. Aldo pun curiga. Bandan Vina terasa sangat dingin. Aldo pun sangat kaget melihat Vina dalam keadaan menutup mata. Aldo mengira Ia hanya pingsan. Tetapi setelah Aldo mengecek denyut nadinya. Vina sudah tiada.